Bangkit dari Rasa Malu pada Alquran Menjadi Pribadi yang Selaras dengan Alquran

 


Bangkit dari Rasa Malu pada Alquran Menjadi Pribadi yang Selaras dengan Alquran

Dalam kehidupan ini, tak jarang kita merasa terjebak dalam lingkaran perilaku yang bertentangan dengan tuntunan Alquran. Rasa malu kepada Alquran muncul, menghantui setiap langkah, seolah-olah kita sedang berjalan di antara bayang-bayang kesalahan kita sendiri. Namun, rasa malu ini bukanlah akhir dari segalanya. Sebaliknya, inilah momen untuk bangkit, merenung, dan membangun kembali hubungan kita dengan Alquran-sebuah perjalanan penuh tantangan yang menuntut keberanian untuk berubah. Mampukah kita melangkah lebih dekat ke arah yang benar, meninggalkan masa lalu yang kelam, dan menjadi pribadi yang lebih baik sesuai dengan ajaran-Nya? Kini saatnya kita berhadapan dengan rasa malu itu, bukan untuk tenggelam, tetapi untuk bangkit menjadi insan yang lebih baik dan selaras dengan petunjuk Ilahi.

Merasa malu karena perilaku yang tidak sesuai dengan tuntunan Alquran adalah tanda bahwa hati Bapak masih peka terhadap nilai-nilai yang diajarkan dalam agama. Rasa malu ini bisa menjadi titik awal untuk perubahan yang lebih baik.

Dalam Islam, kesadaran akan kesalahan adalah langkah pertama menuju taubat (pertobatan). Allah Maha Pengampun dan selalu membuka pintu taubat bagi hamba-Nya yang ingin kembali kepada-Nya. Tidak ada manusia yang sempurna, dan kita semua pasti pernah melakukan kesalahan. Yang terpenting adalah bagaimana kita merespons kesalahan tersebut dengan niat dan usaha untuk memperbaiki diri.

Beberapa langkah yang bisa Bapak ambil untuk merespons perasaan ini adalah:

1. Taubat dan Doa: Mulailah dengan memohon ampun kepada Allah dan berdoa agar diberikan kekuatan untuk berubah. Taubat yang tulus akan selalu diterima oleh Allah, selama disertai dengan niat untuk tidak mengulangi kesalahan.

2. Evaluasi Diri: Renungkan apa saja yang menyebabkan perilaku tidak sesuai dengan tuntunan Alquran, dan identifikasi langkah konkret untuk mengubahnya.

3. Perbaiki Ibadah: Meningkatkan kualitas ibadah, seperti shalat, membaca Alquran, dan dzikir, bisa membantu memperkuat iman dan mendekatkan diri kepada Allah.

4. Belajar dan Memperdalam Ilmu:  Mengkaji lebih dalam tentang ajaran Alquran dan bagaimana mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari akan membantu dalam memahami dan mengamalkan ajaran Islam dengan lebih baik.

5. Berteman dengan Orang Saleh: Lingkungan yang baik dan dukungan dari orang-orang yang berpegang teguh pada ajaran Islam bisa menjadi sumber inspirasi dan motivasi untuk terus memperbaiki diri.

Allah sangat mencintai hamba-Nya yang berusaha kembali kepada-Nya dengan hati yang tulus. Dengan niat yang ikhlas dan usaha yang sungguh-sungguh, Bapak pasti bisa menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih dekat dengan Alquran.

Perjalanan memperbaiki diri sesuai tuntunan Alquran bukanlah hal yang mudah, tetapi setiap langkah kecil yang kita ambil menuju-Nya adalah bukti ketulusan hati dan keinginan untuk berubah. Rasa malu yang dulu menghantui kini menjadi kekuatan yang mendorong kita untuk terus belajar dan berusaha lebih baik. Ingatlah, Allah tidak melihat seberapa besar kesalahan kita di masa lalu, tetapi seberapa besar usaha kita untuk kembali kepada-Nya. Dengan tekad yang kuat dan doa yang tulus, kita bisa meraih kedamaian sejati dan keberkahan hidup yang hanya bisa ditemukan dalam naungan Alquran. Mari kita bangkit bersama, menjadikan Alquran sebagai cahaya penuntun dalam setiap langkah kita ke depan.

Berikut adalah contoh daftar pustaka yang mencakup referensi dari ilmu-ilmu Alquran, ilmu-ilmu Islam, dan bidang lain yang relevan. Daftar ini dapat disesuaikan sesuai dengan kebutuhan dan topik yang lebih spesifik:

Daftar Pustaka

1. Al-Suyuti, Jalaluddin. Al-Itqan fi Ulum al-Qur’an. Cairo: Al-Matba‘ah al-Amiriyyah, 2000.
2. Al-Zarkashi, Badruddin. Al-Burhan fi Ulum al-Qur’an. Beirut: Dar al-Ma‘rifah, 1980.
3. Quraish Shihab, M. Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an. Jakarta: Lentera Hati, 2002.
4. Al-Khuli, Amin. Manahij Tajdid fi al-Nahwi wa al-Balaghah wa al-Tafsir wa al-Adab. Cairo: Maktabah al-Nahdah al-Misriyyah, 1961.
5. Rahman, Fazlur. Islam and Modernity: Transformation of an Intellectual Tradition. Chicago: University of Chicago Press, 1982.
6. Nasr, Seyyed Hossein. Islamic Science: An Illustrated Study. London: World of Islam Festival Publishing Company Ltd, 1976.
7. Qaradawi, Yusuf al-. Fiqh al-Zakat. Beirut: Mu’assasah al-Risalah, 1994.
8. Asad, Muhammad. The Message of the Qur’an. Gibraltar: Dar al-Andalus, 1980.

Penulis : Dr. Abdul Wadud Nafis LC., MEI