Strategi mengisi kemerdekaan yang ideal

 


Strategi mengisi kemerdekaan yang ideal

Kemerdekaan, sebagai fondasi utama sebuah bangsa, tidak hanya berkisar pada aspek politik tetapi juga mencakup prinsip-prinsip moral dan sosial. Para ulama Muslim, dengan kebijaksanaan dan pemikiran mendalam mereka, memberikan panduan berharga tentang bagaimana kemerdekaan seharusnya diisi dan dijalankan. Dalam karya-karya mereka, seperti Muqaddimah oleh Ibnu Khaldun dan Ihya' Ulumuddin oleh Imam Al-Ghazali, tercermin pemahaman mendalam tentang solidaritas sosial, keadilan, dan pendidikan. Pendapat mereka tentang musyawarah, keadilan, dan akses yang setara terhadap sumber daya menggarisbawahi pentingnya membangun masyarakat yang merdeka berdasarkan prinsip-prinsip Islam yang luhur.

Berikut adalah penjelasan mengenai kemerdekaan dalam konteks umum dan khusus, serta bagaimana cara mengisinya menurut Islam:

1. Pengertian Kemerdekaan

Kemerdekaan umumnya merujuk pada keadaan bebas dari pengaruh atau kontrol luar dan memiliki kedaulatan untuk menentukan nasib sendiri. Ini mencakup hak untuk membuat keputusan secara mandiri tanpa paksaan dari pihak lain.

2. Pengertian Kemerdekaan bagi Indonesia

a. Secara Umum: Kemerdekaan Indonesia adalah keadaan di mana bangsa Indonesia bebas dari penjajahan dan kontrol asing, serta memiliki kedaulatan penuh untuk mengatur urusan dalam negeri dan luar negeri.

b. Secara Khusus:  Kemerdekaan Indonesia berarti kemerdekaan sebagai bangsa yang terpisah dari kekuasaan kolonial dan mampu mendirikan pemerintahan yang merdeka, berdaulat, dan demokratis sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945.

3. Ciri-Ciri Kemerdekaan

a. Kedaulatan: Negara memiliki kekuasaan penuh untuk mengatur urusan dalam negeri dan luar negeri tanpa campur tangan dari pihak luar.

b. Kemandirian:  Kemampuan untuk membuat keputusan dan kebijakan sendiri tanpa dipengaruhi atau dikendalikan oleh negara lain.

c. Identitas Nasional: Memiliki identitas dan budaya yang khas serta kesatuan masyarakat yang solid dalam menentukan arah dan tujuan negara.

4. Cara Mengisi Kemerdekaan

a. Pembangunan Ekonomi: Meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui berbagai program pembangunan ekonomi yang berkelanjutan. Satu bangsa akan mandiri apabila tidak punya ketergantungan pada bangsa lain di bidang ekonomi, negara yang kuat di bidang ekonomi akan berdaulat secara penuh sehingga tidak tunduk dan patuh kepada tekanan negara-negara kaya yang memberi pinjaman.

Sebaliknya suatu bangsa yang ekonominya lemah dan terlilit hutang asing maka akan mendapatkan tekanan-tekanan dari negara-negara pendonor dan negara-negara investor.

b. Pendidikan:  Memperbaiki sistem pendidikan agar mampu mencetak generasi yang cerdas dan kompetitif. Peradaban satu Bangsa dibangun di atas ilmu pengetahuan,  baik ilmu teknologi maupun ilmu sosial dan terutama ilmu agama Aceh Muhammad Abduh berkata di dalam bukunya risatut  tauhid;
 

 "الحضارة لا تبنى إلا على العلم"

   "Peradaban tidak bisa dibangun kecuali dengan ilmu."

c. Pemberdayaan Sosial: Mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam pembangunan sosial dan politik.  Perberdayaan sosial sangat penting terhadap kemajuan suatu bangsa Karena manusia pada dasarnya itu adalah makhluk sosial seperti yang dikatakan oleh Ibnu Khaldun dalam bukunya Al muqaddimah

"الإنسان مدني بطبعه"

    "Manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial."

d. Keadilan dan Hukum: Menegakkan hukum dan keadilan secara adil dan merata untuk semua warga negara. Bangsa Indonesia akan langgeng dan kokoh apabila keadilan betul-betul ditegakkan dan hukum betul-betul dilaksanakan, karena satu Bangsa akan kuat dan kokoh apabila keadilan ditegakkan seperti yang dikatakan oleh Imam Al Ghazali dalam ihya Ulumuddin
 
"العدل أساس الملك"

   Terjemahan: "Keadilan adalah dasar kekuasaan."

Dan Ibnu Taimiyah berkata dalam kitab majmu Al fatawa: 

إِنَّ اللَّهَ يُقِيمُ الدَّوْلَةَ العَادِلَةَ وَإِنْ كَانَتْ كَافِرَةً، وَلَا يُقِيمُ الدَّوْلَةَ الظَّالِمَةَ وَإِنْ كَانَتْ مُسْلِمَةً

Sesungguhnya Allah akan menegakkan negara yang adil meskipun negara itu kafir, dan tidak akan menegakkan negara yang zalim meskipun negara itu Muslim."

Kesimpulan

Kemerdekaan bukan hanya tentang kebebasan politik, tetapi juga tentang membangun masyarakat yang adil dan berdaya. Para ulama Islam, dari Ibnu Khaldun hingga Imam Al-Ghazali, menekankan bahwa kemerdekaan harus didasarkan pada prinsip-prinsip seperti keadilan, musyawarah, dan kesetaraan. Dengan mengikuti panduan ini, kita dapat memastikan bahwa kemerdekaan yang kita raih bukan hanya sekadar bebas dari penjajahan, tetapi juga mengarah pada pembangunan masyarakat yang lebih baik, cerdas, dan harmonis.

Penulis :  Dr. Abdul Wadud Nafis, Lc. MEI